Minggu, 26 November 2017

Metsaliitto Cooperative Finlandian - Koperasi Finlandia

Nama   : Hanuf Riris Pratiwi
NPM    : 23216207
Kelas   : 2EB05

Dengan kekayaan hutan yang melimpah, Finlandia tampil sebagai salah satu negara Eropa paling maju dalam industri berbasis hasil hutan. Melalui koperasi, industri hutan di negeri ini sebagian besar melibatkan masyarakat.
Menyebut Finlandia, orang mungkin akan segera melekatkannya dengan hape merek Nokia yang memang sudah sangat mendunia. Padahal, sejatinya, struktur industri negara yang masuk rumpun Skandinavia itu, secara tradisional didominasi oleh produksi berbasis hasil hutan. Sejak 1990-an, struktur itu memang mulai berubah dengan tampilnya industri elektronik, yang melambungkan Nokia sebagai ikonnya.
Tapi, industri hutan masih mengkontribusi sekitar 25 persen dari total ekspor negara berpenduduk lima juta jiwa itu. “Secara tradisional, kami memang hidup dari hutan. Meskipun sekarang kami dapat menambahkan pada Nokia,” ujar Jyrki Vesikansa dari Departemen Luar Negeri Finlandia.
Ratusan tahun sebelum memproklamasikan diri sebagai negara merdeka dari kolonialisme Rusia pada 6 Desember 1917, penduduk Finlandia memang sudah akrab dengan hasil hutan, sebagai sumber nafkah. Kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya hutan, telah membuat penduduk Finlandia sangat peduli terhadap kelestariannya. Meskipun telah dieksploitasi sebagai industri, hutan Finlandia tidak banyak penyusut. Sampai sekarang, kawasan hutan masih sekitar 70 persen dari total daratan yang seluas 330.000 km2.
Industrialisasi sangat terarah pada eksploitasi untuk memperoleh nilai tambah hasil hutan, yang dilakukan sejalan dengan proses reboisasi secara terencana. Hasilnya, bukan mampu menciptakan kemakmuran bagi masyarakatnya, ekonomi Finlandia juga banyak terdongkrak oleh perolehan devisa ekspor berbagai produk hasil hutan.
Di samping industrialisasi yang berjalan baik, kemakmuran masyarakat, terutama yang bermata-pencaharian di sektor kehutanan, juga sangat ditentukan oleh hadirnya koperasi. Lazimnya negara Eropa yang menganut ekonomi liberal, tentu saja ada perusahaan swasta yang bermain dalam industri hasil hutan di Finlandia. Namun, keberadaan koperasi tak tergoyahkan, hingga masuk dalam daftar empat besar pelaku industri hasil hutan Finlandia, dengan skala bisnis yang sudah mengglobal.
Masyarakat pemilik dan penggarap lahan hutan di Finlandia, membentuk koperasi pada 1947. Namanya Metsaliitto Cooperative, atau Metsaliitto Osuuskunta. Namun embrionya sudah ada sejak 1937. Saat itu, mereka mendirikan Metsaliitto Oy, yang sistem kerjanya sama persis dengan koperasi, namun masih terbatas pada kegiatan penjualan bersama kayu yang dihasilkan ke luar Finlandia.
Setelah berubah menjadi koperasi, kegiatan bisnis Metsaliitto menjadi semakin luas. Sebagian kayu yang dihasilkan anggota, tidak lagi dijual dalam bentuk gelondongan, tetapi juga diolah menjadi berbagai jenis produk jadi. Pada tahun pertama berdirinya, Metsaliitto Cooperative sudah mampu menghimpun 33 ribu anggota, dengan total luas lahan hutan mencapai 1,7 juta hektar.
Langkah besar dalam pengolahan kayu, dimulai pada 1953. Ketika itu, koperasi sudah mampu memproduksi pulp, kertas dan tripleks. Agar kegiatan produksi ini bisa dilakukan secara lebih khusus, koperasi mendirikan perusahaan bernama Metsaliitto Sellulosa Oy.
Selanjutnya, koperasi membentuk sejumlah perusahaan lagi, untuk mengepakkan sayap usaha. Langkah ini berlangsung selama periode 1960-an sampai 1980-an.
Namun, peristiwa paling bersejarah terjadi pada 1987, ketika tiga perusahaan koperasi, melakukan merger, yaitu G.A. Serlachius Oy, Metsaliitto Oy dan Metsa-Serla, sehingga membentuk kekuatan raksasa. Peristiwa penting lain terjadi pada 1992, saat dibentuk Metsaliitto Group, yang sampai sekarang menjadi industri hasil hutan terbesar di Finlandia, dengan wilayah usaha lintas negara.
Secara keseluruhan Metsaliitto Group rata-rata menghasilkan kayu sebanyak 36 juta kubik setiap tahun, yang dipasarkan ke berbagai negara Eropa Barat. Kayu-kayu tersebut, sebagian besar dipasok oleh anggota Metsaliitto Cooperative. Sepanjang 2007, penjualan kayu mencapai rekor 1,7 miliar Euro.
Sedangkan produksi kayu olahan, mencapai 6 juta kubik pertahun, dan mencetak angka 1,4 miliar Euro, dengan sasaran penjualan sampai ke 20 negara, melibatkan 4.500 tenaga kerja. Untuk pulp (bahan baku kertas), yang diproduksi Oy Metsa-Botnia Ab, tercatat sebagai yang terbesar kedua di Eropa. Perusahaan ini memiliki empat pabrik di Finlandia dan satu di Uruguay, dengan total produksi mencapai 13,5 meter kubik per tahun serta melibatkan 2 ribu karyawan.
Perusahaan lainnya, M-real Corporation, ada dalam deretan terdepan industri papan dan kertas di Eropa. Perusahaan yang tercatat di OMX Nordic Exchange Helsinki ini, pada 2007 mencetak penjualan sampai 4,4 juta Euro. Dengan dukungan 9.500 karyawan, produksi M-real Corporation menghabiskan kayu gelondongan 2,7 juta meter kubik per tahun.
Produk lain berupa tisu dan kerta makanan, dihasilkan perusahaan lain bernama Metsa Tissue Corporation. Dengan penjualan mencapai 900 juta Euro (2007), perusahaan ini memimpin pasar tisu di kawasan Eropa. Selain di Finlandia, pabriknya tersebar di Jerman, Polandia, Slovakia dan Swedia.
Kesinambungan Bisnis
Sejatinya, tidak mudah mengembangkan bisnis di sektor kehutanan, yang sangat sensitife dengan isu kerusakan lingkungan. Terlebih di Eropa, yang masyarakatnya sudah sangat kritis. Namun, sejauh ini, Metsaliitto Cooperative tidak pernah tersandung masalah lingkungan. Finlandia sendiri, dikenal sebagai negara yang paling apik dalam pemeliharaan hutannya.
Metsaliitto Cooperative sejak awal memang memiliki prinsip yang sangat keras digariskan, yaitu selalu menyeimbangkan kegiatan eksploitasi hutan dan pemeliharaannya. Langkah ini sangat penting untuk pengembangan perusahaan secara berkelanjutan.
Saat ini, Metsaliitto Cooperative bahkan menjadi anggota World Business Council for Sustainable Development (WBCSD). Lembaga ini beranggotakan 200 perusahaan multinasional, yang mempunyai komitmen besar terhadap pembangunan berkelanjutan melalui tiga pilar utama, yiatu pertumbuhan ekonomi, keseimbangan ekologi, dan pengembangan masyarakat.
Metsaliitto Cooperative, yang memiliki 130 ribu anggota, juga menjadi penyokong aktif pelaksanaan sepuluh prinsip The Global Compact, yang konsen pada hak asasi manusia, perburuhan, lingkungan hidup dan gerakan anti korupsi. Di level dunia Metsaliitto Cooperative masuk dalam jajaran lima besar indsutri pengolah hasil hutan. (Husni Rasyad)

Kesimpulan :
Dengan kekayaan hutan yang melimpah, Finlandia tampil sebagai salah satu negara Eropa paling maju dalam industri berbasis hasil hutan. Melalui koperasi, industri hutan di negeri ini sebagian besar melibatkan masyarakat. Di samping industrialisasi yang berjalan baik, kemakmuran masyarakat, terutama yang bermata-pencaharian di sektor kehutanan, juga sangat ditentukan oleh hadirnya koperasi.
Masyarakat pemilik dan penggarap lahan hutan di Finlandia, membentuk koperasi pada 1947. Namanya Metsaliitto Cooperative, atau Metsaliitto Osuuskunta. Namun embrionya sudah ada sejak 1937. Setelah berubah menjadi koperasi, kegiatan bisnis Metsaliitto menjadi semakin luas.
Metsaliitto Cooperative sejak awal memang memiliki prinsip yang sangat keras digariskan, yaitu selalu menyeimbangkan kegiatan eksploitasi hutan dan pemeliharaannya. Langkah ini sangat penting untuk pengembangan perusahaan secara berkelanjutan. Saat ini, Metsaliitto Cooperative bahkan menjadi anggota World Business Council for Sustainable Development (WBCSD).

Sumber :
http://majidnanlohy.blogspot.co.id/2009/05/metsaliitto-cooperative-finlandian.html

Selasa, 17 Oktober 2017

Tugas Softskill "Ekonomi Koperasi"


Jabar Dorong Koperasi dan UMKM

Kamis, 11 Agustus 2016 02:10 WIB Penulis: (EM/N-1)
PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat (Jabar) berkomitmen mendorong pertumbuhan sektor koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (KUMKM), seiring dengan semakin mampunya sektor tersebut menjadi jejaring pengaman sosial dalam menghadapi berbagai guncangan ekonomi global. "KUMKM banyak menyerap tenaga kerja serta berkontribusi cukup besar terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di samping sebagai jaring pengaman sosial guncangan ekonomi," ujar Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar pada acara pembukaan Coorperative Fair ke-13 bertajuk Maju Bersama KUMKM Membangun Negeri di Gedung Banceuy Permai di Kota Bandung, Jawa Barat, rabu (10/8).
Hadir dalam acara yang merupakan rangkaian peringatan Hari Koperasi ke-69 sekaligus menyambut Hari Jadi ke-71 Jabar, Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM Agus Muharram, bupati dan wali kota se-Jabar, kepala Dinas Koperasi dan KUMKM, serta pelaku usaha kecil dan menengah, asosiasi usaha dan perguruan tinggi, serta pengurus Kadin Jabar. Deddy berharap kegiatan promosi tersebut mampu meningkatkan kualitas, kreativitas, serta kemandirian dan daya saing dalam menghadapi percaturan global dan perdagangan bebas ASEAN (MEA).
Saat ini, lanjut dia, telah berdiri 9.168 juta unit UMKM dan 25.741 koperasi. "Unit usaha tersebut telah mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Jabar. KUMKM paling dominan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jabar," ungkap Deddy. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jabar Dudi Sudradjat Abdurachim menjelaskan pelaksanaan kegiatan yang diikuti 27 kota dan kabupaten serta 9 provinsi di Indonesia itu sebagai bentuk dukungan bersinergi, serta berkesinambungan terhadap koperasi dan usaha mikro dan menengah dalam mengembangkan pasar serta dunia usaha.
Di sela-sela kegiatan pameran multiproduk unggulan koperasi dan UMKM se-Indonesia dengan total 240 peserta itu, dilakukan penyerahan secara sembolis kredit program dana bergulir Kredit Cinta Rakyat dari PT Bank BJB kepada dua pelaku usaha, yakni kredit senilai Rp20 juta kepada Nining Suningsih pelaku UKM produk usaha kertas, dan Rp50 juta kepada Ryan Maynard Radian sebagai pelaku usaha pipa tembakau dan tembakau. Selain itu, juga diserahkan secara simbolis Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari PT Bank Mandiri kepada Eko Prasetyo (UKM perdagangan baju hijab dan kerudung) senilai Rp100 juta, dan Hamzah (UKM usaha sepatu) senilai Rp100 juta.
Sumber : MediaIndonesia
Tanggal : 11 Agustus 2016

ANALISIS :
Artikel yang akan saya bahas saat ini berjudul tentang “ Jabar Dorong Koperasi dan UMKM “. Tentunya saat ini kita pasti sudah sangat familiar dengan kata Koperasi dan UMKM. Dan juga sudah banyak produk dari Koperasi dan UMKM yang dapat kita gunakan dan kita manfaatkan.
Seperti kata artikel diatas “ PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat (Jabar) berkomitmen mendorong pertumbuhan sektor koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (KUMKM), seiring dengan semakin mampunya sektor tersebut menjadi jejaring pengaman sosial dalam menghadapi berbagai guncangan ekonomi global.” Dengan semakin majunya Koperasi dan UMKM ini membuat pemerintah lebih percaya dan memberikan dorongan lebih pada sektor koperasi dan UMKM ini.
Saat ini, lanjut dia, telah berdiri 9.168 juta unit UMKM dan 25.741 koperasi. "Unit usaha tersebut telah mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Jabar. KUMKM paling dominan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jabar," ungkap Deddy. “. Semakin meningkatnya kontribusi koperasi dan UMKM ini akan semakin luas juga perkembangan pasar dan dunia usaha sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dengan meluasnya berita ini akan membuat anggota koperasi dan UMKM semakin bersemangat dalam mengembangkan koperasi dan UMKM ini terutama terhadap anggota generasi muda sekarang ini. Agar generasi muda semakin berpacu untuk bersaing melalu sektor koperasi dan UMKM ini sampai kanca Internasional. Dengan semakin kuatnya koperasi dan UMKM tentu saja akan mensejahterakan anggotanya.

Minggu, 09 Juli 2017

Curriculum Vitae



Tulisan 4

Data Pribadi
Nama                           : Hanuf Riris Pratiwi
Tempat Tanggal Lahir    : Bekasi, 10 November 1998
Jenis Kelamin                : Wanita
Agama                          : Islam
Alamat                          : Jl. Kalimusada 6 Setia Mekar Tambun Selatan Bekasi
Status                           : Belum Menikah
Kewarganegaraan         : Indonesia
Email                            : hanufriris258@gmail.com

Pendidikan Formal
2002 – 2004    : TKIT Assalam Bekasi
2004 – 2010    : SDIT Assalam Bekasi
2010 – 2013    : SMP Negeri 8 Tambun Selatan
2013 – 2016    : SMA Negeri 3 Tambun Selatan
2016 – now     : Universitas Gunadarma

Pendidikan Unformal
2007    : LPIA Group
2009    : LPIA Group – Bimbel GAMA UI
2012    : LP3I Course Center
2014    : LPIA Group – Bimbel GAMA UI
2015    : Bimbel Nurul Fikri

Neraca Pembayaran Indonesia Terhadap Argentina



Tugas 4 (ke-2)
 

Impor Barang Pada Neraca Pembayaran Dasar

Kalender
GMT

Realisasi
Sebelum Ini
Kesepakatan
Perkiraan 
2017-04-25
07:00 PM

$-941M
$-122M
$-350M
$-150M
2017-05-23
07:00 PM

-$139M
$-941M
$100M
$400M
2017-06-22
07:00 PM

-$642M
-$139M
$-50M
$-90M
2017-07-26
07:00 PM


$-642M


2017-08-24
07:00 PM





2017-09-27
07:00 PM









Argentina Perdagangan
Terakhir
Sebelum Ini
Tertinggi
Paling Rendah
Satuan

-642.00
-144.00
2543.00
-1091.00
Usd - Juta
5415.00
4829.00
8393.00
55.00
Usd - Juta
6057.00
4973.00
7671.00
36.00
Usd - Juta
-6871.00
-4566.00
4214.74
-6871.00
Usd - Juta
-0.90
-0.80
8.50
-4.80
Persen
192461.67
188777.69
192461.67
87524.40
Usd - Juta
131.30
135.20
151.40
73.60
Indeks Poin
-6453.54
13618.19
13618.19
-7404.18
Usd - Juta
788.00
516.05
1454.20
118.06
Usd - Jutaan
1078.00
991.00
1078.00
100.00
Usd - Juta
1483988.00
1241414.00
1851392.00
711417.00

54.90
56.76
61.74
0.28
Ton
486.00
497.00
855.00
486.00
BBL/D/1K
0.50
1.67
2.81
0.36

  


Ekspor Barang Pada Neraca Pembayaran Dasar – Perkiraan

Perkiraan
Realisasi
Q3/17
Q4/17
Q1/18
Q2/18
2020
Satuan
Neraca Perdagangan
-642
720
610
-242
-241
-10
Usd - Juta

Perkiraan - Argentina - Neraca Perdagangan 



Argentina Perdagangan
Terakhir
Q3/17
Q4/17
Q1/18
Q2/18
2020
-642
720
610
-242
-241
-10
5415
5750
5890
5229
5690
6940
6057
4900
5100
5400
5574
6950
-6871
-2000
-2400
-6170
-4964
-3000
-0.9
-0.5
-0.5
-0.29
-0.27
-0.4
192462
199133
199811
200157
200449
170000
131
135
133
133
132
133
-6454
6104
2490
6808
1766
6510
788
669
750
751
751
771
1078
1045
1038
1034
1031
996
1483988
1205426
1443714
1691427
1142465
1431449
54.9
53.31
53.24
53.45
53.37
53.2
486
491
505
510
510
510
0.5
1.13
1.07
1.23
1.38
1.75

Sumber :

Kelompok :
Hanuf Riris Pratiwi
Liah Sumarliah