Di era persaingan
yang ketat seperti sekarang ini, menyeimbangkan hard skill dan soft skill,
sangatlah penting. Oleh karena itu, tujuh soft skill yang sangat universal berikut
ini perlu kamu kuasai, agar kamu tidak hanya menjadi anak muda yang
berpendidikan tinggi, tapi juga berkarakter kuat.
1. Percaya diri
Menjadi percaya
diri bukan hanya berarti jago public speaking. Menjadi percaya diri
juga berarti berani menyuarakan pendapat kamu. Percuma banget kan kalau kamu
punya ide brilian tapi tidak berani menyampaikannya?
Pupuk terus
kepercayaan diri kamu dengan memperbaiki bahasa tubuh dan kemampuan
bersosialisasi kamu. Dan jangan lupa, don’t be afraid of hate comments. Semua
orang pasti punya opini, dan opini-opini tersebut tidak ada yang benar ataupun salah.
Jadi kamu sama sekali tidak perlu mengkhawatirkan pendapat orang mengenai kamu
atau isi kepala kamu.
2. Emotional
Intelligence
Selain mengontrol
diri sendiri, kamu juga harus bisa memahami perasaan orang lain alias
berempati. You
are not the only living thing with feelings! Selalu pertimbangkan perasaan
orang lain dulu setiap kali kamu mau melakukan atau mengatakan sesuatu.
3. Komunikasi
dan negosiasi
Kemampuan yang
satu ini wajib banget kamu kuasai, tanpa terkecuali! Karena, masalah sering
sekali terjadi hanya karena miskomunikasi. So be a good comunicator!
Selain kemampuan
berkomunikasi, kuasai juga kemampuan negosiasi. Kemampuan negosiasi bisa
membantu hidup kamu dalam banyak hal, baik dalam bersosialisasi maupun ekonomi.
Buktinya, ibu-ibu yang jago negosiasi pasti sering dapat harga miring saat
belanja di pasar. Simpel tapi sangat berguna, bukan?
4. Kemampuan mengatur waktu
Tidak salah jika kamu
ingin membuktikan bahwa kamu sanggup melakukan semua pekerjaan yang
dipercayakan ke kamu. Tapi lebih baik kalau kamu tidak memaksakan diri. Kalau
memang harus mengerjakan banyak hal, buat timetable yang jelas untuk
mengatur waktu kamu dalam menyelesaikan segala tugas.
5. Kepemimpinan
Are leaders
born or made? That was debatable, sampai berbagai studi mengatakan
sifat kepemimpinan lebih cenderung terbentuk, bukan bawaan lahir. Meskipun
pasti ada perbedaan antara para natural-born leaders dan trained
leaders, sifat kepemimpinan tetap bisa (dan harus) diasah.
Bagaimana cara mengasahnya?
Sebelumnya pastikan kamu bisa mengatur diri kamu sendiri, sebelum mulai
mengatur orang lain. Selain itu, kamu juga wajib punya rasa tanggung jawab yang
sangat besar atas segala hal yang kamu lakukan.
Kepemimpinan tidak selalu
berkaitan dengan jabatan. Seorang bos atau CEO belum tentu seorang pemimpin
yang baik.
6. Berpikir
kritis
Bagaimana berpikir
kritis? Kamu harus bisa mencerna dan memecahkan masalah dengan kreatif dan
efektif. Kamu juga harus bisa menganalisa masalah dengan cepat dan tepat.
Kalau kamu
membiasakan diri berpikir kritis dalam menghadapi sesuatu, kamu jadi tidak
gampang panik saat menghadapi situasi genting. Kamu juga jadi mampu memahami
pola berbagai kejadian yang terjadi di sekitar, sehingga kamu akan lebih
proaktif.
7. Kemampuan
bekerja sama dalam tim
Di dunia ini, tidak
ada pekerjaan yang bisa dikerjakan sendirian. Oleh karena itu, pertanyaan
“apakah kamu bisa bekerja dalam tim?” selalu ditanyakan ketika kamu wawancara,
baik wawancara kerja maupun wawancara masuk kepanitiaan atau organisasi.
Mulai dari
mengerjakan tugas kecil sampai proyek besar, kamu harus bisa menjaga
keharmonisan dan kekolektifan tim kamu.
Dalam teamwork,
yang paling penting kamu tidak boleh egois dan merasa paling benar. Hargai
pendapat dan kerja keras orang lain. Usahakan jangan ada anggota tim yang lelet
dalam bekerja, karena pasti akan membuat kerja seluruh tim kamu terhambat
(sebaliknya, jangan sampai kamu yang bersikap egois sendirian lalu malah
menyusahkan tim kamu!). Last
but not least, jangan pernah merasa sungkan untuk memberi atau meminta
bantuan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar