Minggu, 23 April 2017

Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial Ekonomi


TULISAN 2

Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·         Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhanpangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·         Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
·         Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.

Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
·         penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.
·         penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
·         penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.
·         penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.
·         penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.

Dampak Kemiskinan
Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, berhubung pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, maka masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan  yang layak untuk memenuhi kebutuhan. Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka tidak adanya pendapatan membuat pemenuhan kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi dan kesehatan, dan tak dapat memenuhi kebutuhan penting lainnya. Misalnya saja harga beras yang semakin meningkat, orang yang pengangguran sulit untuk membeli beras, maka mereka makan seadanya. Seorang pengangguran yang tak dapat memberikan makan kepada anaknya akan menjadi dampak yang buruk bagi masa depan sehingga akan mendapat kesulitan untuk waktu yang lama.
Kriminalitas merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa memedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi kebutuhan. Misalnya saja perampokan, penodongan, pencurian, penipuan, pembegalan, penjambretan dan masih banyak lagi contoh kriminalitas yang bersumber dari kemiskinan. Mereka melakukan itu semua karena kondisi yang sulit mencari penghasilan untuk keberlangsungan hidup dan lupa akan nilai-nilai yang berhubungan dengan Tuhan. Di era global dan materialisme seperti sekarang ini tak heran jika kriminalitas terjadi dimanapun.
Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti merupakan dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah. Putus sekolah dan hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat miskin dalam menambah keterampilan, menjangkau cita-cita dan mimpi mereka. Ini menyebabkan kemiskinan yang dalam karena hilangnya kesempatan untuk bersaing dengan global dan hilangnya kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak.
Kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit yang menyebar.
Buruknya generasi penerus adalah dampak yang berbahaya akibat kemiskinan. Jika anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan pada anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan mental, fisik dan cara berfikir mereka. Contohnya adalah anak-anak jalanan yang tak mempunyai tempat tinggal, tidur dijalan, tidak sekolah, mengamen untuk mencari makan dan lain sebagainya. Dampak kemiskinan pada generasi penerus merupakan dampak yang panjang dan buruk karena anak-anak seharusnya mendapatkan hak mereka untuk bahagia, mendapat pendidikan, mendapat nutrisi baik dan lain sebagainya. Ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan hingga dewasa dan berdampak pada generasi penerusnya.
Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan

1.      Penanganan Masalah Kurang Gizi dan Kekurangan Pangan
Penanganan masalah kurang gizi dan kekurangan pangan meliputi:
a.       Perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan prioritas: penanggulangan kurang energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya pada rumah tangga miskin.
b.      Peningkatan ketahanan pangan dengan kegiatan prioritas: penyaluran beras bersubsidi untuk keluarga miskin.
2.      Perluasan Kesempatan Masyarakat Miskin Atas Pendidikan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan meliputi kegiatan prioritas sebagai berikut :
a.       Penyediaan bantuan operasional sekolah untuk SD, SMP, Pesantren Salafiyah, dan satuan pendidikan non Islam setara SD dan SMP.
b.      Beasiswa siswa miskin jenjang SMA.
c.       Pengembangan pendidikan untuk dapat membaca.
3.      Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan meliputi kegiatan prioritas sebagai berikut :
a.       Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas
b.      Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar terutama di daerah perbatasan, terpencil, tertinggal, dan kepulauan.
c.        Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan terutama untuk penanganan penyakit menular dan berpotensi wabah, pelayanan kesehatan ibu dan anak, gizi buruk dan pelayanan ke gawat darurat.
d.       Pelatihan teknis bidan dan tenaga kesehatan untuk mengurangi tingkat kematian pada kelahiran.
4.      Perluasan Kesempatan Berusaha
Perluasan kesempatan berusaha meliputi peningkatan dukungan pengembangan usaha bagi masyarakat miskin dengan kegiatan pokok:
a.       Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah rumah tangga miskin.
b.      Penasehat penataan hak kepemilikan dan sertifikasi lahan petani.
c.       Penyediaan sarana dan prasarana untuk usaha.
d.      Pelatihan ketrampilan untuk menjalankan usaha.
e.       Peningkatan pelayanan koperasi sebagai modal usaha
      Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.
      Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi kemiskinan.
      Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
a.       Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii) pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK).
b.      Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.
c.       Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu (ii) jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.

Pengertian Kesenjangan Sosial Ekonomi

Kesenjangan sosial adalah keadaan yang tidak seimbang yang ada di masyarakat yang mengakibatkan perbedaan yang mencolok. Sedangkan kesenjangan ekonomi adalah sebuah keadaan di mana terjadinya ketimpangan penghasilan antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah sangat tinggi.     Kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial adalah masalah besar bagi negara Indonesia. Dari setiap periode pemerintahan belum bisa mengatasi akar masalah dari kesenjangan ini. Akar permasalahan dari kesenjangan ini adalah tidak meratanya pendapatan dari setiap warga negara Indonesia di setiap daerah, kemudian pembangunan yang tidak merata di setiap wilayah Indonesia. Pendidikan masyarakat yang masih rendah, dengan tingkat pendidikan yang rendah akan sangat sulit bagi negara Indonesia untuk mengurangi permasalahan kesenjangan sosial maupun kesenjangan ekonomi.
            Perbedaan status sosial dalam masyarakat, status sosial ini muncul karena adanya stratifikasi dalam masyarakat, seperti halnya lulusan SMA dan lulusan sarjana tentu akan memiliki status yang berbeda. Kemiskinan yang melanda negara sebagian warga negara Indonesia, beberapa faktor yang mempengaruhi  lahirnya kemiskinan itu sendiri adalah sebagai berikut ; fatalisme, rendahnya tingkat aspirasi, rendahnya kemauan mengejar sasaran, kurang melihat kemajuan pribadi, perasaan ketidakmampuan, dan perasaan untuk selalu gagal.
Pembangunan di Indonesia kebanyakan berpusat di pulau Jawa terutama Jawa Barat, dengan alasan di Jawa sudah tersedianya infrastruktur, dengan harapan hasil-hasil pembangunan tersebut dapat menetes ke daerah lain di Indonesia. Akan tetapi bukti sejarah menunjukkan sejak pelita 1 (1969) ternyata efek tersebut tidaklah tepat. Perekonomian Indonesia tahun 2010 tumbuh 6,1% yang melampaui target 5,8%. Nilai produk domestik bruto naik dari 5.603,9 triliun pada 2009 menjadi 6.442,9 triliun rupiah, hal ini sangat jelas bahwa orang yang sangat kaya memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.

Faktor-Faktor Penyebab Kesenjangan Sosial Ekonomi

a.       Menurunnya pendapatan per kapita
b.      Ketidakmerataan pembangunan antar daerah
c.       Rendahnya mobilitas sosial
d.      Pencemaran lingkungan alam
e.       Biaya pendidikan mahal
f.       Tingginya pengangguran
g.       Lahirnya ideologi kapitalis
h.     Hilangnya asas gotong royong

Dampak Kesenjangan Sosial Ekonomi

a.       Angka kriminalitas tinggi
b.      Kemiskinan semakin menyebar
c.      Putus sekolah
d.      Kualitas kesehatan menurun
e.      Tidak terjalinnya silaturahmi

Upaya-Upaya Mengurangi Kesenjangan Sosial Ekonomi

a.       Mengajarkan nilai-nilai pancasila
b.      Menomorsatukan pendidikan
c.       Menciptakan lapangan kerja dan meminimalis kemiskinan
d.      Meminimalis KKN dan memberantas korupsi
e.       Meningkatkan system keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan yang ketat terhadap mafia hukum
f.       Membuat pertumbuhan ekonomi bermanfaat bagi rakyat miskin

SUMBER :
Anggota Kelompok :
Hanuf Riris Pratiwi
Liah Sumarliah

Pembangunan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 Tahun Terakhir


Tugas 2 (ke-2)
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan Ekonomi Kalsel 2013 Mengalami Peningkatan
            Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan mengungkapkan perekonomian di provinsi yang terdiri dari 13 kabupaten/kota tersebut pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,18 persen.
"Pertumbuhan tertinggi perekonomian provinsi yang kini berpenduduk mencapai 3,6 juta jiwa tersebut, di sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 10,24 persen," ungkap Kepala BPS Kalsel Dyan Pramono Effendy di Banjarmasin, Rabu.
Kemudian pertumbuhan terendah pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,11 persen. Namun jika tanpa minyak dan gas (migas) pertumbuhan ekonomi Kalsel 2013 mencapai 5,22 persen, lanjutnya.
Ia menambahkan secara triwulan (tiga bulanan), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalsel pada Triwulan IV (Oktober - Desember) 2013 menurun dibandingkan Triwulan III (Juli - September) 2013, yaitu q-to-q minus 5,15 persen.
"Tapi bila dibandingkan dengan Triwulan IV-2012 (y-on-y), pada Triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 5,40 persen," ungkapnya dalam jumpa pers di Kantor BPS Kalsel, Jalan KS Tubun (Pekauman) Banjarmasin.
Pada Triwulan IV-2013 hampir semua komponen mengalami perlambatan, kecuali ekspor yang tumbuh positif setelah pada Triwulan III-2013 mengalami pertumbuhan negatif.
"Namun semua komponen PDRB penggunaan mengalami pertumbuhan positif pada 2013, kecuali komponen ekspor. Ketika itu nilai ekspor Kalsel terkoreksi mengalami pertumbuhan negatif, karena harga batu bara di pasaran dunia menurun 13,15 persen," ungkapnya.
Besaran PDRB Kalsel, selama 2013, atas dasar harga berlaku mencapai Rp38,36 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai 36,20 triliun.
"Dari sisi penggunaan, PDRB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit sebesar 49,53 persen, konsumsi pemerintah 16,16 persen, pembentukan modal tetap bruto 22,43 persen, ekspor 58,76 persen dan impor 50,33 persen," demikian Dyan Pramono.

Pertumbuhan Ekonomi Kalsel 2014 Melambat
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan Dyan Pramono Effendi mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut tahun 2014 melambat bila dibandingkan dengan 2013.
Ekonomi Kalsel 2014 tumbuh 4,85 persen atau melambat dibandingkan 2013 yang mencapai 5,36 persen, ungkapnya dalam jumpa pers di kantor BPS provinsi tersebut, di Banjarmasin, Kamis.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi lapangan usaha, pengadaan listrik dan gas sebesar 15,51 persen, diikuti informasi dan komunikasi 9,78 persen, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 9,11 persen.
Kemudian dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit sebesar 14,43 persen.
Sementara itu, diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, maka perekonomian Kalsel 2014 mencapai Rp131,6 triliun, dan perkapita Rp33,5 juta atau 2.883,5 dolar Amerika Serikat (AS).
Sedangkan triwulan IV (Oktober - Desember) 2014 bila dibandingkan triwulan IV 2013 berdasarkan year on year (y-on-y), ekonomi Kalsel tumbuh 4,03 persen melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,55 persen.
Di sisi lain, ungkapnya, ekonomi Kalsel triwulan IV 2014 mengalami kontraksi 3,92 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Dan dari sisi produksi, hal itu karena efek musiman pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh minus 34,9 persen.
Laju pertumbuhan PDRB Regional Kalimantan tahun dasar 2010, maka pada 2014 terhadap nasional tertinggi Kalimantan Tengah (Kalteng) 6,21 persen, kemudian Kalimantan Barat (Kalbar) 5,02 persen, Kalsel 4,85 persen, dan Kaltim 2,02 persen. 

Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Triwulan IV-2015 

Perekonomian Kalimantan selatan pada triwulan IV-2015 diukur dari besarnya produk domestik regional bruto (PDRB) mencapai Rp 35,30 trilyun.

Dari sisi lapangan usaha, nilai tambah terbesar dihasilkan oleh kategori pertambangan dan penggalian (22,32%). Sementara dari sisi pengeluaran, pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pendorong utama PDRB (46,92%).
Jika dibandingkan dengan periode yang sama setahun yang lalu (triwulan IV-2014/y-o-y), perekonomian Kalimantan Selatan mengalami pertumbuhan 4,14%.
Sampai dengan periode triwulan IV-2015, perekonomian Kalimantan Selatan tumbuh 3,84% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (triwulan IV-2014) /c-to-c. Dari sisi produksi, kontribusi terbesar pertumbuhan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan kategori perdagangan besar dan eceran. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terbesar disumbang oleh komponen konsumsi domestik terutama konsumsi rumah tangga.
Pertumbuhan Ekonomi Kalsel 2016 Mulai Naik

Presiden Joko Widodo mengevaluasi proyek strategis nasional dan program prioritas yang dilakukan di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas tentang evaluasi proyek strategis nasional dan program prioritas di Provinsi Kalsel yang digelar di Kantor Presiden Jakarta, Senin, 10 April 2017.
"Walaupun sempat menghadapi dampak dari turunnya harga komoditas di pasaran dunia, di tahun 2016 pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan kelihatan sudah mulai naik lagi menjadi 4,38 yang sebelumnya 2015 berada pada angka 3,84 persen," kata Presiden.
Menurut dia, fakta itu merupakan sebuah hal yang sangat baik dengan ekspor komoditas andalan di Provinsi Kalimantan Selatan seperti batubara, CPO, dan karet juga harganya mulai sedikit naik.

Pertumbuhan Ekonomi Kalsel pada 2017 Diprediksi 5,4 Persen

Pemimpin Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Harymurthy Gunawan memprediksi pertumbuhan ekonomi 2017 akan meningkat seiring dengan membaiknya harga komoditas ekspor terutama kenaikan harga batu bara.
"Pertumbuhan ekonomi pada 2017 berada di kisaran 5-5,4 persen dan inflasi terkendali di empat persen plus minus satu persen," jelas Hary, pada jumpa pers bulanan, Rabu (8/2/2017).
Pertumbuhan ekonomi itu didorong oleh membaiknya kinerja ekspor khususnya batu bara dan mulai menggeliatnya investasi yang didukung pembiayaan yang meningkat.
Perbaikan ekspor diperkirakan akan berlanjut tak hanya ditopang oleh ekspor komoditas, tetapi juga produk manufaktur yang prospeknya terus membaik.
Pertumbuhan ekonomi Kalsel masih didominasi oleh sektor pertambangan khususnya batubara dan CPO sebagai andalan komoditas ekspor.
Sementara, tekanan inflasi bersumber dari komponen kebijakan pemerintah, seperti rencana penarikan subsidi elpiji 3 kilogram, kenaikan harga BBM non subsidi, penghapusan subsidi TDL 900 VA.

SUMBER :
Anggota Kelompok :
Hanuf Riris Pratiwi
Liah Sumarliah

Sabtu, 22 April 2017

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Negara Qatar


Tugas 2 (ke-1)

Qatar menempati urutan pertama sebagai negara terkaya di dunia dengan pendapatan per kapita sebesar US$90.149 atau Rp811 juta per tahun pada 2010. Qatar merupakan salah satu negara kaya minyak dan gas di kawasan Timur Tengah, bahkan merupakan eksportir gas terbesar di dunia. Total luas wilayah 11.586 kilometer persegi dengan jumlah penduduk hanya 1,15 juta jiwa pada 2009.

Yang menarik, Qatar merupakan satu-satunya wakil dari wilayah Arab yang berada di jajaran 10 negara terkaya dunia. Total cadangan devisa hanya US$19,8 miliar pada November 2009. Dengan produk domestik bruto US$52,7 miliar pada 2008, perekonomian Qatar mengandalkan pada industri yang bertumpu pada industri minyak dan gas.

Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara, yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Biasanya, pendapatan perkapita sering disebut dengan PDB (produk domestik bruto) perkapita.

Produk domestik bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.

Kementerian Perencanaan Pembangunan dan Statistik Qatar (Ministry of Development Planning and Statistics / MDPS) mengumumkan data PDB untuk kuartal ke-tiga tahun 2016 pekan lalu. Pertumbuhan PDB riil meningkat dari 1,8% pada kuartal dua menjadi 3,7% pada kuartal tiga yang disebabkan oleh pemulihan pada sektor hidrokarbon. Hasilnya, pertumbuhan di tiga kuartal pertama tahun 2016 mencapai rata-rata 2,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kami memperkirakan pertumbuhan akan kembali menguat yang didorong oleh sektor non-hidrokarbon sebagai hasil dari berkurangnya beban dari sektor manufaktur, meningkatnya belanja modal pemerintah dan pertumbuhan penduduk yang tinggi.

Real GDP PDB Riil
(% perubahan year-on-year)









Sumber: MDPS, Haver Analytics and QNB Economics

Sektor hidrokarbon pulih dari kontraksi sebesar 2,0% year-on-year pada semester pertama tahun 2016 hingga tumbuh sebesar 2,7% year-on-year pada kuartal tiga tahun 2016. Data menunjukkan bahwa produksi minyak mentah, yang menyumbang sekitar sepertiga dari sektor hidrokarbon, bergerak ke arah yang berlawanan, meningkat di semester pertama dan mengalami penurunan pada kuartal tiga secara year-on-year. Produksi gas alam dan zat cair terkait lain lebih besar daripada minyak mentah, yang menyumbang dua pertiga dari sektor hidrokarbon. Kami dapat menyimpulkan bahwa pendorong utama PDB hidrokarbon adalah turunnya produksi gas alam pada semester pertama tahun 2016 diikuti oleh pemulihan di kuartal tiga. Hal ini mungkin akibat dari perawatan rutin beberapa kereta api yang digunakan untuk gas alam cair Qatar pada paruh pertama tahun tersebut, di mana produksi kembali pulih setelah kereta api tersebut kembali dipakai pada kuartal tiga.

Pertumbuhan di sektor non-hidrokarbon melambat menjadi 4,7% year-on-year pada kuartal tiga tahun 2016 dari 5,6% pada semester pertama tahun 2016. Hambatan utama pertumbuhan adalah sektor manufaktur, yang menurun sebesar 1,3% year-on-year. Kembali ke tahun 2014, penurunan harga minyak pada pertengahan tahun yang menyebabkan pembatalan sejumlah proyek petrokimia, yang merupakan kontributor utama pertumbuhan manufaktur. Sebagai hasil dari penurunan investasi pada bisnis petrokimia, kinerja sektor manufaktur telah menurun sejak 2014. Namun, sejumlah sektor non-hidrokarbon lainnya mempertahankan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi pada kuartal tiga tahun 2016. Sektor konstruksi merupakan pendorong utama, tumbuh 12,4% year-on-year pada kuartal tiga dan menyumbang 1,9 poin persentase (pps) terhadap pertumbuhan PDB sektor non-hidrokarbon. Kinerja sejumlah sektor jasa juga membaik, seperti jasa keuangan, yang berkontribusi sebesar 0,9 pps kepada pertumbuhan PDB sektor non-hidrokarbon secara year-on-year, jasa layanan pemerintah (0,7 pps) dan jasa real estate (0,5 pps).

Kami memproyeksikan pertumbuhan PDB riil akan pulih pada tahun 2017-18 dengan sektor non-hidrokarbon terus menjadi pendorong utama pertumbuhan dengan sejumlah alasan sebagai berikut. Pertama, perlambatan di sektor non-hidrokarbon sebagian disebabkan oleh hambatan dari sektor manufaktur, yang kami perkirakan akan menurun.

Kedua, investasi pemerintah diproyeksikan akan terus mendorong pertumbuhan. Anggaran pemerintah yang diumumkan pada bulan Desember menunjukkan peningkatan belanja modal sebesar 3,2% untuk tahun 2017 dan Kementerian Keuangan Qatar telah mengisyaratkan niatnya untuk menandatangani kontrak multi-tahun sebesar QAR46 miliar pada tahun 2017, menambah persediaan sebesar QAR374 miliar dari total anggaran proyek yang sedang berlangsung di Qatar (lihat Economic Commentary yang baru-baru ini kami tulis berjudul, Qatar’s fiscal deficit set to decline in 2017).

Ketiga, investasi pemerintah akan terus menarik Sumber Daya Manusia ke Qatar yang membutuhkan berbagai layanan dan meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian. Data penduduk terbaru bulan Desember 2016 menunjukkan pertumbuhan penduduk year-on-year sebesar 7,3%.

Yang terakhir, prospek harga minyak telah membaik secara signifikan. Harga minyak saat ini mencapai USD55/barel, 17% lebih tinggi dibanding kuartal ketiga tahun 2016 yang mencapai rata-rata USD47/barel. Kami memproyeksikan harga minyak akan terus naik ke tingkat USD60/barel jika pemotongan produksi oleh negara-negara OPEC dan non-OPEC, yang baru-baru ini diumumkan, sepenuhnya diimplementasikan (lihat Economic Commentary yang baru-baru ini kami tulis berjudul, Oil price forecasts up on OPEC agreement, but implementation key). Harga minyak yang lebih tinggi seharusnya dapat meningkatkan pendapatan pemerintah dan mendorong rencana belanja modal serta mendukung sentimen, investasi dan belanja konsumen di ekonomi yang lebih luas.

Dibandingkan dengan tahun 2016, kami memperkirakan harga minyak akan terus menuju tren yang positif pada tahun 2017-18, yang akan mendukung pemulihan pertumbuhan dengan sektor non-hidrokarbon sebagai pendorong utama. Meskipun demikian, defisit fiskal diperkirakan akan terus terjadi dan pemulihan cenderung moderat dengan PDB riil diperkirakan mencapai 3,8% pada tahun 2017 dan 4,1% pada tahun 2018.



SUMBER :
Anggota kelompok :
Hanuf Riris Pratiwi
Liah Sumarliah