Minggu, 23 April 2017

Pembangunan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 Tahun Terakhir


Tugas 2 (ke-2)
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan Ekonomi Kalsel 2013 Mengalami Peningkatan
            Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan mengungkapkan perekonomian di provinsi yang terdiri dari 13 kabupaten/kota tersebut pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,18 persen.
"Pertumbuhan tertinggi perekonomian provinsi yang kini berpenduduk mencapai 3,6 juta jiwa tersebut, di sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 10,24 persen," ungkap Kepala BPS Kalsel Dyan Pramono Effendy di Banjarmasin, Rabu.
Kemudian pertumbuhan terendah pada sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,11 persen. Namun jika tanpa minyak dan gas (migas) pertumbuhan ekonomi Kalsel 2013 mencapai 5,22 persen, lanjutnya.
Ia menambahkan secara triwulan (tiga bulanan), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalsel pada Triwulan IV (Oktober - Desember) 2013 menurun dibandingkan Triwulan III (Juli - September) 2013, yaitu q-to-q minus 5,15 persen.
"Tapi bila dibandingkan dengan Triwulan IV-2012 (y-on-y), pada Triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 5,40 persen," ungkapnya dalam jumpa pers di Kantor BPS Kalsel, Jalan KS Tubun (Pekauman) Banjarmasin.
Pada Triwulan IV-2013 hampir semua komponen mengalami perlambatan, kecuali ekspor yang tumbuh positif setelah pada Triwulan III-2013 mengalami pertumbuhan negatif.
"Namun semua komponen PDRB penggunaan mengalami pertumbuhan positif pada 2013, kecuali komponen ekspor. Ketika itu nilai ekspor Kalsel terkoreksi mengalami pertumbuhan negatif, karena harga batu bara di pasaran dunia menurun 13,15 persen," ungkapnya.
Besaran PDRB Kalsel, selama 2013, atas dasar harga berlaku mencapai Rp38,36 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000) mencapai 36,20 triliun.
"Dari sisi penggunaan, PDRB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit sebesar 49,53 persen, konsumsi pemerintah 16,16 persen, pembentukan modal tetap bruto 22,43 persen, ekspor 58,76 persen dan impor 50,33 persen," demikian Dyan Pramono.

Pertumbuhan Ekonomi Kalsel 2014 Melambat
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan Dyan Pramono Effendi mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut tahun 2014 melambat bila dibandingkan dengan 2013.
Ekonomi Kalsel 2014 tumbuh 4,85 persen atau melambat dibandingkan 2013 yang mencapai 5,36 persen, ungkapnya dalam jumpa pers di kantor BPS provinsi tersebut, di Banjarmasin, Kamis.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi lapangan usaha, pengadaan listrik dan gas sebesar 15,51 persen, diikuti informasi dan komunikasi 9,78 persen, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 9,11 persen.
Kemudian dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit sebesar 14,43 persen.
Sementara itu, diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, maka perekonomian Kalsel 2014 mencapai Rp131,6 triliun, dan perkapita Rp33,5 juta atau 2.883,5 dolar Amerika Serikat (AS).
Sedangkan triwulan IV (Oktober - Desember) 2014 bila dibandingkan triwulan IV 2013 berdasarkan year on year (y-on-y), ekonomi Kalsel tumbuh 4,03 persen melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,55 persen.
Di sisi lain, ungkapnya, ekonomi Kalsel triwulan IV 2014 mengalami kontraksi 3,92 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Dan dari sisi produksi, hal itu karena efek musiman pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh minus 34,9 persen.
Laju pertumbuhan PDRB Regional Kalimantan tahun dasar 2010, maka pada 2014 terhadap nasional tertinggi Kalimantan Tengah (Kalteng) 6,21 persen, kemudian Kalimantan Barat (Kalbar) 5,02 persen, Kalsel 4,85 persen, dan Kaltim 2,02 persen. 

Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Triwulan IV-2015 

Perekonomian Kalimantan selatan pada triwulan IV-2015 diukur dari besarnya produk domestik regional bruto (PDRB) mencapai Rp 35,30 trilyun.

Dari sisi lapangan usaha, nilai tambah terbesar dihasilkan oleh kategori pertambangan dan penggalian (22,32%). Sementara dari sisi pengeluaran, pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan pendorong utama PDRB (46,92%).
Jika dibandingkan dengan periode yang sama setahun yang lalu (triwulan IV-2014/y-o-y), perekonomian Kalimantan Selatan mengalami pertumbuhan 4,14%.
Sampai dengan periode triwulan IV-2015, perekonomian Kalimantan Selatan tumbuh 3,84% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (triwulan IV-2014) /c-to-c. Dari sisi produksi, kontribusi terbesar pertumbuhan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan kategori perdagangan besar dan eceran. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terbesar disumbang oleh komponen konsumsi domestik terutama konsumsi rumah tangga.
Pertumbuhan Ekonomi Kalsel 2016 Mulai Naik

Presiden Joko Widodo mengevaluasi proyek strategis nasional dan program prioritas yang dilakukan di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas tentang evaluasi proyek strategis nasional dan program prioritas di Provinsi Kalsel yang digelar di Kantor Presiden Jakarta, Senin, 10 April 2017.
"Walaupun sempat menghadapi dampak dari turunnya harga komoditas di pasaran dunia, di tahun 2016 pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan kelihatan sudah mulai naik lagi menjadi 4,38 yang sebelumnya 2015 berada pada angka 3,84 persen," kata Presiden.
Menurut dia, fakta itu merupakan sebuah hal yang sangat baik dengan ekspor komoditas andalan di Provinsi Kalimantan Selatan seperti batubara, CPO, dan karet juga harganya mulai sedikit naik.

Pertumbuhan Ekonomi Kalsel pada 2017 Diprediksi 5,4 Persen

Pemimpin Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Harymurthy Gunawan memprediksi pertumbuhan ekonomi 2017 akan meningkat seiring dengan membaiknya harga komoditas ekspor terutama kenaikan harga batu bara.
"Pertumbuhan ekonomi pada 2017 berada di kisaran 5-5,4 persen dan inflasi terkendali di empat persen plus minus satu persen," jelas Hary, pada jumpa pers bulanan, Rabu (8/2/2017).
Pertumbuhan ekonomi itu didorong oleh membaiknya kinerja ekspor khususnya batu bara dan mulai menggeliatnya investasi yang didukung pembiayaan yang meningkat.
Perbaikan ekspor diperkirakan akan berlanjut tak hanya ditopang oleh ekspor komoditas, tetapi juga produk manufaktur yang prospeknya terus membaik.
Pertumbuhan ekonomi Kalsel masih didominasi oleh sektor pertambangan khususnya batubara dan CPO sebagai andalan komoditas ekspor.
Sementara, tekanan inflasi bersumber dari komponen kebijakan pemerintah, seperti rencana penarikan subsidi elpiji 3 kilogram, kenaikan harga BBM non subsidi, penghapusan subsidi TDL 900 VA.

SUMBER :
Anggota Kelompok :
Hanuf Riris Pratiwi
Liah Sumarliah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar