Tugas 2 (ke-2)
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan
fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi
penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic
growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya,
pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi
peningkatan GNP riil
di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
2013 Mengalami Peningkatan
Badan Pusat Statistik Kalimantan
Selatan mengungkapkan perekonomian di provinsi yang terdiri dari 13
kabupaten/kota tersebut pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,18 persen.
"Pertumbuhan tertinggi perekonomian provinsi yang kini
berpenduduk mencapai 3,6 juta jiwa tersebut, di sektor keuangan, persewaan, dan
jasa perusahaan sebesar 10,24 persen," ungkap Kepala BPS Kalsel Dyan
Pramono Effendy di Banjarmasin, Rabu.
Kemudian pertumbuhan terendah pada sektor pertambangan dan
penggalian sebesar 1,11 persen. Namun jika tanpa minyak dan gas (migas)
pertumbuhan ekonomi Kalsel 2013 mencapai 5,22 persen, lanjutnya.
Ia menambahkan secara triwulan (tiga bulanan), Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalsel pada Triwulan IV (Oktober - Desember)
2013 menurun dibandingkan Triwulan III (Juli - September) 2013, yaitu q-to-q
minus 5,15 persen.
"Tapi bila dibandingkan dengan Triwulan IV-2012
(y-on-y), pada Triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 5,40 persen," ungkapnya
dalam jumpa pers di Kantor BPS Kalsel, Jalan KS Tubun (Pekauman) Banjarmasin.
Pada Triwulan IV-2013 hampir semua komponen mengalami
perlambatan, kecuali ekspor yang tumbuh positif setelah pada Triwulan III-2013 mengalami
pertumbuhan negatif.
"Namun semua komponen PDRB penggunaan mengalami
pertumbuhan positif pada 2013, kecuali komponen ekspor. Ketika itu nilai ekspor
Kalsel terkoreksi mengalami pertumbuhan negatif, karena harga batu bara di
pasaran dunia menurun 13,15 persen," ungkapnya.
Besaran PDRB Kalsel, selama 2013, atas dasar harga berlaku
mencapai Rp38,36 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan (tahun 2000)
mencapai 36,20 triliun.
"Dari sisi penggunaan, PDRB digunakan untuk memenuhi
konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit sebesar 49,53 persen, konsumsi
pemerintah 16,16 persen, pembentukan modal tetap bruto 22,43 persen, ekspor
58,76 persen dan impor 50,33 persen," demikian Dyan Pramono.
Pertumbuhan
Ekonomi Kalsel 2014 Melambat
Banjarmasin,
(Antaranews Kalsel) - Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan Dyan
Pramono Effendi mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut tahun
2014 melambat bila dibandingkan dengan 2013.
Ekonomi
Kalsel 2014 tumbuh 4,85 persen atau melambat dibandingkan 2013 yang mencapai
5,36 persen, ungkapnya dalam jumpa pers di kantor BPS provinsi tersebut, di
Banjarmasin, Kamis.
Dari sisi
produksi, pertumbuhan tertinggi lapangan usaha, pengadaan listrik dan gas
sebesar 15,51 persen, diikuti informasi dan komunikasi 9,78 persen, pengadaan
air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 9,11 persen.
Kemudian
dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada komponen pengeluaran konsumsi
lembaga non profit sebesar 14,43 persen.
Sementara
itu, diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
berlaku, maka perekonomian Kalsel 2014 mencapai Rp131,6 triliun, dan perkapita
Rp33,5 juta atau 2.883,5 dolar Amerika Serikat (AS).
Sedangkan
triwulan IV (Oktober - Desember) 2014 bila dibandingkan triwulan IV 2013
berdasarkan year on year (y-on-y), ekonomi Kalsel tumbuh 4,03 persen melambat
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,55 persen.
Di sisi
lain, ungkapnya, ekonomi Kalsel triwulan IV 2014 mengalami kontraksi 3,92
persen dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Dan dari sisi produksi, hal
itu karena efek musiman pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan
tumbuh minus 34,9 persen.
Laju
pertumbuhan PDRB Regional Kalimantan tahun dasar 2010, maka pada 2014 terhadap
nasional tertinggi Kalimantan Tengah (Kalteng) 6,21 persen, kemudian Kalimantan
Barat (Kalbar) 5,02 persen, Kalsel 4,85 persen, dan Kaltim 2,02 persen.
Pertumbuhan
Ekonomi Kalimantan Selatan Triwulan IV-2015
Perekonomian Kalimantan
selatan pada triwulan IV-2015 diukur dari besarnya produk domestik regional
bruto (PDRB) mencapai Rp 35,30 trilyun.
Dari sisi lapangan usaha, nilai
tambah terbesar dihasilkan oleh kategori pertambangan dan penggalian (22,32%).
Sementara dari sisi pengeluaran, pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan
pendorong utama PDRB (46,92%).
Jika dibandingkan dengan periode
yang sama setahun yang lalu (triwulan IV-2014/y-o-y), perekonomian Kalimantan
Selatan mengalami pertumbuhan 4,14%.
Sampai dengan periode triwulan
IV-2015, perekonomian Kalimantan Selatan tumbuh 3,84% jika dibandingkan dengan
periode yang sama tahun lalu (triwulan IV-2014) /c-to-c. Dari sisi produksi,
kontribusi terbesar pertumbuhan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan kategori
perdagangan besar dan eceran. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terbesar
disumbang oleh komponen konsumsi domestik terutama konsumsi rumah tangga.
Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
2016 Mulai Naik
Presiden Joko Widodo mengevaluasi
proyek strategis nasional dan program prioritas yang dilakukan di Provinsi
Kalimantan Selatan (Kalsel).
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
memimpin rapat terbatas tentang evaluasi proyek strategis nasional dan program
prioritas di Provinsi Kalsel yang digelar di Kantor Presiden Jakarta, Senin, 10
April 2017.
"Walaupun sempat menghadapi
dampak dari turunnya harga komoditas di pasaran dunia, di tahun 2016
pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan kelihatan sudah mulai naik lagi
menjadi 4,38 yang sebelumnya 2015 berada pada angka 3,84 persen," kata
Presiden.
Menurut dia, fakta itu merupakan
sebuah hal yang sangat baik dengan ekspor komoditas andalan di Provinsi
Kalimantan Selatan seperti batubara, CPO, dan karet juga harganya mulai sedikit
naik.
Pertumbuhan Ekonomi Kalsel pada 2017 Diprediksi 5,4 Persen
Pemimpin Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan
Harymurthy Gunawan memprediksi pertumbuhan ekonomi 2017 akan meningkat seiring
dengan membaiknya harga komoditas ekspor terutama kenaikan harga batu bara.
"Pertumbuhan ekonomi pada 2017 berada di kisaran
5-5,4 persen dan inflasi terkendali
di empat persen plus minus satu persen," jelas Hary, pada jumpa pers
bulanan, Rabu (8/2/2017).
Pertumbuhan ekonomi itu didorong oleh membaiknya
kinerja ekspor khususnya batu bara dan mulai menggeliatnya investasi yang
didukung pembiayaan yang meningkat.
Perbaikan ekspor diperkirakan akan berlanjut tak hanya
ditopang oleh ekspor komoditas, tetapi juga produk manufaktur yang prospeknya
terus membaik.
Pertumbuhan ekonomi Kalsel masih didominasi oleh
sektor pertambangan khususnya batubara dan CPO sebagai andalan komoditas
ekspor.
Sementara, tekanan inflasi bersumber
dari komponen kebijakan pemerintah, seperti rencana penarikan subsidi elpiji 3
kilogram, kenaikan harga BBM non subsidi, penghapusan subsidi TDL 900 VA.
SUMBER :
Anggota Kelompok :
Hanuf Riris Pratiwi
Liah Sumarliah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar