TULISAN 2
Pengertian
Kemiskinan
Kemiskinan adalah
keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·
Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhanpangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai
situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·
Gambaran
tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan
sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi
dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya
dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan
moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini
lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
·
Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang
memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi
bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran
tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara
halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
·
penyebab
individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan
pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.
·
penyebab keluarga,
yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga
juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan
keuangan keluarga.
·
penyebab
sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan
sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau
keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.
·
penyebab
agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk
perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah
gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya
adalah perbudakan.
·
penyebab
struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial.
Meskipun
diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari
kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara
terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang
diistilahkan sebagai pekerja
miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik,
namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.
Dampak Kemiskinan
Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan,
berhubung pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih
masyarakat, maka masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan
yang layak untuk memenuhi kebutuhan. Dikarenakan sulit untuk bekerja, maka
tidak adanya pendapatan membuat pemenuhan kebutuhan sulit, kekurangan nutrisi
dan kesehatan, dan tak dapat memenuhi kebutuhan penting lainnya. Misalnya saja
harga beras yang semakin meningkat, orang yang pengangguran sulit untuk membeli
beras, maka mereka makan seadanya. Seorang pengangguran yang tak dapat memberikan
makan kepada anaknya akan menjadi dampak yang buruk bagi masa depan sehingga
akan mendapat kesulitan untuk waktu yang lama.
Kriminalitas
merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan
orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa memedulikan halal atau
haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi kebutuhan. Misalnya saja
perampokan, penodongan, pencurian, penipuan, pembegalan, penjambretan dan masih
banyak lagi contoh kriminalitas yang bersumber dari kemiskinan. Mereka
melakukan itu semua karena kondisi yang sulit mencari penghasilan untuk
keberlangsungan hidup dan lupa akan nilai-nilai yang berhubungan dengan Tuhan.
Di era global dan materialisme seperti sekarang ini tak heran jika kriminalitas
terjadi dimanapun.
Putusnya
sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti merupakan dampak kemiskinan.
Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus sekolah karena tak
lagi mampu membiayai sekolah. Putus sekolah dan hilangnya kesempatan pendidikan
akan menjadi penghambat rakyat miskin dalam menambah keterampilan, menjangkau
cita-cita dan mimpi mereka. Ini menyebabkan kemiskinan yang dalam karena
hilangnya kesempatan untuk bersaing dengan global dan hilangnya kesempatan
mendapatkan pekerjaan yang layak.
Kesehatan sulit
untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat kemiskinan
membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan
yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat
miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit yang menyebar.
Buruknya
generasi penerus adalah dampak yang berbahaya akibat kemiskinan. Jika anak-anak
putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan pada
anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan mental, fisik dan cara
berfikir mereka. Contohnya adalah anak-anak jalanan yang tak mempunyai tempat
tinggal, tidur dijalan, tidak sekolah, mengamen untuk mencari makan dan lain
sebagainya. Dampak kemiskinan pada generasi penerus merupakan dampak yang
panjang dan buruk karena anak-anak seharusnya mendapatkan hak mereka untuk
bahagia, mendapat pendidikan, mendapat nutrisi baik dan lain sebagainya. Ini
dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan hingga dewasa dan berdampak
pada generasi penerusnya.
Kebijakan
dan Program Penuntasan Kemiskinan
1. Penanganan Masalah Kurang Gizi dan Kekurangan Pangan
Penanganan
masalah kurang gizi dan kekurangan pangan meliputi:
a. Perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan prioritas:
penanggulangan kurang energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang
yodium, kurang vitamin A, dan zat gizi mikro lainnya pada rumah tangga miskin.
b.
Peningkatan
ketahanan pangan dengan kegiatan prioritas: penyaluran beras bersubsidi untuk
keluarga miskin.
2. Perluasan Kesempatan Masyarakat Miskin Atas Pendidikan
Perluasan
kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan meliputi kegiatan prioritas
sebagai berikut :
a.
Penyediaan
bantuan operasional sekolah untuk SD, SMP, Pesantren Salafiyah, dan satuan
pendidikan non Islam setara SD dan SMP.
b.
Beasiswa
siswa miskin jenjang SMA.
c.
Pengembangan
pendidikan untuk dapat membaca.
3. Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan
Perluasan
kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan meliputi kegiatan prioritas sebagai
berikut :
a.
Pelayanan
kesehatan penduduk miskin di Puskesmas
b.
Peningkatan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar terutama di daerah perbatasan,
terpencil, tertinggal, dan kepulauan.
c.
Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan
terutama untuk penanganan penyakit menular dan berpotensi wabah, pelayanan
kesehatan ibu dan anak, gizi buruk dan pelayanan ke gawat darurat.
d.
Pelatihan teknis bidan dan tenaga kesehatan
untuk mengurangi tingkat kematian pada kelahiran.
4. Perluasan Kesempatan Berusaha
Perluasan
kesempatan berusaha meliputi peningkatan dukungan pengembangan usaha bagi
masyarakat miskin dengan kegiatan pokok:
a.
Percepatan
pelaksanaan pendaftaran tanah rumah tangga miskin.
b.
Penasehat
penataan hak kepemilikan dan sertifikasi lahan petani.
c.
Penyediaan
sarana dan prasarana untuk usaha.
d.
Pelatihan
ketrampilan untuk menjalankan usaha.
e. Peningkatan pelayanan koperasi sebagai modal usaha
Upaya
penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan
penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan
nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian,
lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.
Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan
pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah
disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders
pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota
telah membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama
penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam
mengatasi kemiskinan.
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
a. Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i)
penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama
daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii) pembangunan jalan, jembatan, dan
dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada
daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi
Khusus (DAK).
b.
Perluasan
kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan untuk
modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan
revitalisasi industri.
c. Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk
miskin diberikan pelayanan antara lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan
program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu (ii)
jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan
rumah sakit kelas tiga.
Pengertian Kesenjangan Sosial
Ekonomi
Kesenjangan
sosial adalah keadaan yang tidak seimbang yang ada di masyarakat yang
mengakibatkan perbedaan yang mencolok. Sedangkan kesenjangan ekonomi adalah
sebuah keadaan di mana terjadinya ketimpangan penghasilan antara masyarakat
kelas atas dan kelas bawah sangat tinggi. Kesenjangan ekonomi
dan kesenjangan sosial adalah masalah besar bagi negara Indonesia. Dari setiap
periode pemerintahan belum bisa mengatasi akar masalah dari kesenjangan ini.
Akar permasalahan dari kesenjangan ini adalah tidak meratanya pendapatan dari
setiap warga negara Indonesia di setiap daerah, kemudian pembangunan yang tidak
merata di setiap wilayah Indonesia. Pendidikan masyarakat yang masih rendah,
dengan tingkat pendidikan yang rendah akan sangat sulit bagi negara Indonesia
untuk mengurangi permasalahan kesenjangan sosial maupun kesenjangan
ekonomi.
Perbedaan status sosial dalam masyarakat, status sosial ini muncul karena
adanya stratifikasi dalam masyarakat, seperti halnya lulusan SMA dan lulusan
sarjana tentu akan memiliki status yang berbeda. Kemiskinan yang melanda negara
sebagian warga negara Indonesia, beberapa faktor yang mempengaruhi
lahirnya kemiskinan itu sendiri adalah sebagai berikut ; fatalisme, rendahnya
tingkat aspirasi, rendahnya kemauan mengejar sasaran, kurang melihat kemajuan
pribadi, perasaan ketidakmampuan, dan perasaan untuk selalu gagal.
Pembangunan
di Indonesia kebanyakan berpusat di pulau Jawa terutama Jawa Barat, dengan
alasan di Jawa sudah tersedianya infrastruktur, dengan harapan hasil-hasil
pembangunan tersebut dapat menetes ke daerah lain di Indonesia. Akan tetapi
bukti sejarah menunjukkan sejak pelita 1 (1969) ternyata efek tersebut tidaklah
tepat. Perekonomian Indonesia tahun 2010 tumbuh 6,1% yang melampaui target
5,8%. Nilai produk domestik bruto naik dari 5.603,9 triliun pada 2009 menjadi
6.442,9 triliun rupiah, hal ini sangat jelas bahwa orang yang sangat kaya
memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
Faktor-Faktor Penyebab Kesenjangan Sosial Ekonomi
a. Menurunnya pendapatan per kapita
b.
Ketidakmerataan pembangunan antar daerah
c.
Rendahnya mobilitas sosial
d.
Pencemaran lingkungan alam
e.
Biaya pendidikan mahal
f.
Tingginya pengangguran
g.
Lahirnya ideologi kapitalis
h. Hilangnya asas gotong royong
Dampak Kesenjangan Sosial Ekonomi
a. Angka kriminalitas tinggi
b.
Kemiskinan semakin menyebar
c. Putus sekolah
d.
Kualitas kesehatan menurun
e. Tidak terjalinnya silaturahmi
Upaya-Upaya Mengurangi Kesenjangan Sosial Ekonomi
a. Mengajarkan nilai-nilai pancasila
b.
Menomorsatukan pendidikan
c.
Menciptakan lapangan kerja dan meminimalis kemiskinan
d.
Meminimalis KKN dan memberantas korupsi
e.
Meningkatkan system keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan yang
ketat terhadap mafia hukum
f. Membuat pertumbuhan ekonomi bermanfaat
bagi rakyat miskin
SUMBER :
Anggota Kelompok :
Hanuf Riris Pratiwi
Liah Sumarliah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar